Sabtu, 20 November 2010

Asuransi Untuk Jiwa Siapa…

Ketika ditawarkan asuransi, seringkali kita menjawab... aku sudah punya kok… aku sudah diasuransikan kantor… aku masih muda gilirannya masih lama… bahkan ada juga yang menjawab aku gak mungkin mati… (aduuuhhh… istighfar yaa…)

Sebenarnya ada cara yang mudah untuk menolak tawaran agen asuransi yaitu kalau diri kita sudah cukup terproteksi. Taunya dari mana…? Begini caranya. Hitung pengeluaran kita perbulan. Untuk makan, minum, bayar listrik, air, telpon, internet, sekolah anak, cicilan rumah, cicilan mobil, kartu kredit, rekreasi, dll. Misal ketemu 5 juta/bulan atau 60 juta/tahun. Jika tiba-2 datang giliran kita untuk meninggalkan dunia ini, pengeluaran tadi mau tidak mau terus berjalan. Untuk sekolah, cicilan rumah tetap dibayarkan, hutang jelas harus dibayarkan dan makan minum juga nggak mungkin distop kan…

Sekarang hitung semua Uang Pertanggungan (UP) dari polis asuransi yang sudah kita miliki. Yang tertanggungnya atas nama kita sendiri lho. Misal dari asuransi A 75 juta, asuransi B 200 juta, asuransi C 125 juta. Jadi totalnya 300 juta.
Jika pengeluarannya 5 juta/bulan, maka UP 300 juta akan habis dalam 5 tahun. Itu belum ngitung inflasinya lhoo. FYI... idealnya UP itu minimal bisa untuk 10 tahun...

Jadi… kenapa nggak nambah UP. Toh nanti yang dapat manfaatnya kan keluarga kita. Anak-2 bisa tetap sekolah, kalau punya utang bisa buat bayar utang, bisa juga buat pegangan sementara sambil menata hidup lagi.
Asuransi jiwa memang bukan buat kita, tapi ditinggalkan untuk jiwa orang-2 tercinta. Sayangnya asuransi tidak bisa dicoba dulu. Mungkin ada yang tanya... nanti kalau aku mati UP nya keluar beneran gak yaaa. Nah… yang ini jangan dicoba ya... :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar